KUPAS KECERDASAN GENERASI Z

Oleh : Muhammad Syariful Banun S.Si.

Sahabat , pernahkah sahabat mendengar kata cerdas?

Ayooo ……apakah cerdas itu!

Pintarkah, punya otak briliant, dapat rangking atas, yang punya banyak akal, atau apalagi ya?

Mungkin ada segudang makna dari kata cerdas yang ada di dalam benak kita….

Yuk sahabat kita kupas kecerdasan dulu ya sebelum ke generasi Z.

Ketika mendengar kata “kecerdasan”, Sahabat pasti langsung terbayang tentang IQ. Mari kita lihat bersama makna kata cerdas dan kecerdasan. Cerdas berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kondisi kemampuan anak dalam berpikir, tajam berpikir, sempurna perkembangan akal budinya. Sedangkan kecerdasan adalah kesempurnaan perkembangan akal budi dalam rangka menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari.

Kecerdasan seorang anak tidak semata-mata mampu berprestasi di bidang akademik, mampu menyelesaikan persoalan sehari-hari dan menunjukkan kemampuan yang gemilang dalam bidang spesifik juga menunjukkan kecerdasan seseorang.  Kecerdasan merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan sikap pemikiran yang mencakup sejumlah kemampuan seseorang. Kecerdasan seseorang juga berbeda-beda tidak bisa disamakan satu sama lain, ada yang lebih condong dengan kemampuan menalar, berpikir abstrak, membuat perencanaan, memecahkan permasalahan, memahami gagasan, penggunaan Bahasa dan belajar. Saat ini ada beberapa pemahaman tentang kecerdasan manusia yang populer dan menarik untuk dikaji seperti IQ, EQ, SQ, AQ, dan MI.  Berikut adalah macam macam kecerdasan 

  1. Kecerdasan Intektual

Kebanyakan dari kita mungkin seringkali mendengar istilah IQ. jadi apa sih IQ itu dan selain IQ ada jenis kecerdasan apalagi?. Yuk sahabat magic kita bahas macam kecerdasan! Kecerdasan anak yang kita kenal dapat berupa Intelligence Quotient (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif individu tersebut. kecerdasan intelektual menonjolkan kemampuan logika berpikir untuk menemukan fakta obyektif, akurat, dan untuk memprediksi resiko, melihat konsekuensi dari setiap keputusan yang ada. Kecerdasan Intelektual (IQ) dapat didefenisikan sebagai kemampuan untuk bekerja secara abstrak, baik menggunakan ide-ide, simbol, hubungan logis, maupun konsep-konsep teoritis dan analisis. Dengan kecerdasan IQ yang tinggi, merupakan modal yang baik untuk lulus dari semua jenis ujian akademik dengan gemilang dan meraih nilai tinggi.

  1. Kecerdasan Emosi

Emotional Quotient (EQ) yang merupakan kemampuan mengontrol dan menggunakan emosi, mengendalikan diri, menyesuaikan diri dengan lingkungan termasuk kerja sama dan kemampuan bersosialisasi. Dalam hal ini EQ mengacu pada perasaan terhadap informasi sosial atau suatu hubungan seperti adaptasi, disiplin, tanggung jawab, Kerjasama dan juga komitmen.

Kecerdasan EQ terjadi menjadi dua seperti: 1) Kecerdasan EQ secara personal merupakan sebuah kesadaran diri (self awareness), penerimaan terhadap diri sendiri (selft acceptance), menghormati diri (self respect), dan penguasaan diri (self mastery). 2) Kecerdasan EQ secara Interpersonal, sebuah kemampuan memahami orang lain (to understand), menerima orang lain (to accept others), mempercayai orang lain (to trust others) dan dapat mempengaruhi kehidupan orang lain (to influence others). Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati

  1. Kecerdasan Spiritual

Spiritual Quotient (SQ) yang merupakan kecerdasan untuk mengetahui makna dan value, menempatkan perilaku dan hidup pada makna yang lebih luas. Pengertian kecerdasan spiritual, menurut para ahli spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki. Ia memberi arah dan arti bagi kehidupan kita tentang kepercayaan mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada kekuatan diri kita, suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung  dengan Tuhan. Dengan kecerdasan spiritual seseorang akan mampu memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya.

  1. Kecerdasan survival

Adversity Quotient (AQ) merupakan salah satu jenis kecerdasan pada manusia, yang berfokus pada cara menyelesaikan suatu masalah dan menghadapi tantangan dalam kehidupan. Kecerdasan ketahanan ini penting bagi seseorang untuk ke depannya. Individu akan dituntut untuk mandiri dalam mencari solusi ketika menghadapi masalah. Di situlah kemampuan AQ seseorang diuji. Kecerdasan ini akan mengukur kemampuan seseorang untuk mengatasi dan menghadapi keadaan yang sulit. Ini sering disebut sebagai mental yang tangguh dan kesiapan mental menghadapi tantangan. Bisa pula tentang bagaimana kita memberi respons ketika menghadapi kesulitan hidup dan beradaptasi dengan keadaan. Adversity quotient juga memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan hidup serta kemauan untuk dapat berubah dan mau beradaptasi dengan situasi apa pun. Ini kurang lebih sama dengan pengertian resilience adalah ketahanan mental dalam menghadapi krisis dan permasalahan pelik, kemudian menemukan peluang terbaik yang layak untuk diperjuangkan.

  1. Kecerdasan Kreatif

Creativity Quotient (CQ) adalah potensi seorang untuk memunculkan suatu yang merupakan penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi serta semua bidang lainnya.

  1. Multiple intelligence (MI) 

kecerdasan majemuk dipelopori oleh Howard Gardner mengemukakan sebuah teori yang menyatakan bahwa tidak ada manusia yang tidak cerdas dan teori ini disebut sebagai teori kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Teori tersebut beranggapan bahwa tidak ada anak yang pintar dan bodoh, yang ada hanyalah anak yang menonjol dalam salah satu bidang kecerdasan. Bidang kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan linguistic, kecerdasan matematis logis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetik jasmani, kecerdasan musical, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis.

Sahabat, itulah penjelasan mengenai beberapa macam kecerdasan yang dimiliki manusia. Nah sahabat cenderung dominan kecerdasan yang mana? Nah sekarang kita akan bahas kecerdasan tersebut pada generasi Z, pasti bahasan ini akan sangat menarik …

Mengenal Generasi Z

Apakah sahabat Magic sering mendengar istilah gen Z? Pada dasarnya,kata-kata tersebut merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut nama-nama generasi dari rentang tahun tertentu. Gen Z atau generasi Z merupakan generasi yang lahir pada rentang tahun 1996 hingga 2012. Apakah sahabat Magic termasuk generasi Z? 

Gen Z merupakan generasi yang lahir usai era generasi milenial, gen Z adalah peralihan dari generasi millennial dengan teknologi-teknologi yang makin berkembang. Kelompok ini termasuk generasi up to date terhadap isu yang tersebar di media masa atau internet. Generasi Z mempunyai karakter yang menyukai teknologi, fleksibel, lebih cerdas, dan toleran pada perbedaan budaya. Generasi ini juga terhubung secara global dan berjejaring di dunia virtual. Meskipun terkenal open minded, namun generasi ini juga dketahui mempunyai karakter yang kurang baik, seperti lebih senang dengan budaya instan dan kurang peka terhadap esensi privat, terbiasa melakukan berbagai aktivitas pada waktu bersamaan atau dapat disebut pula gemar multi-tasking. Tidak cepat puas diri. Sebanyak 75 persen dari gen z, tertarik untuk memegang beberapa posisi atau jabatan sekaligus dalam suatu perusahaan. Gen Z cenderung memiliki pengetahuan mengenai finansial dengan baik. Karena pekerjaan dan uang adalah prioritasnya, maka gen z pun memiliki pengetahuan finansial yang baik serta jelas.Biasanya gen z memiliki orang tua yang berasal dari generasi x. Pada umumnya, gen z lahir dari generasi x atau generasi yang lahir pada tahun 1965 hingga 1979. Sahabat Magic, itulah penjelasan mengenai Gen Z serta karakteristiknya. Nah sekarang kita akan kupas bagaimana hubungan kecerdasan dengan generasi Z?

Kecerdasan di generasi Z 

Gen Z disebut sebagai “the undefined ID”, dimana generasi ini menghargai ekspresi setiap individu tanpa memberi label tertentu. Pencarian akan jati diri, membuat Gen Z memiliki keterbukaan yang besar untuk memahami keunikan tiap individu. Gen Z dikenal sebagai  generasi yang  kreatif dan inovatif. Menurut survei yang dilakukan oleh Harris Poll (2020), sebanyak 63% Gen Z tertarik untuk melakukan beragam hal kreatif setiap harinya. Kreatifitas tersebut turut dibentuk dari keaktifan Gen Z dalam komunitas dan sosial media. Hal ini relevan dengan sejumlah studi yang mengidentifikasi bahwa Gen Z merupakan generasi yang erat dengan teknologi (digital native), sebagaimana mereka lahir di era ponsel pintar,  tumbuh bersama dengan  kecanggihan  teknologi komputer, dan memiliki keterbukaan akan akses internet yang lebih mudah dibandingkan dengan generasi terdahulu. Hal inilah yang menyebabkan generasi Z memiliki kecerdasan krativitas yang tinggi.

Selain kecerdasan kreativitas, tidak bisa dipungkiri juga, bahwa generasi ini terkadang bersikap egosentris dan individualis. Mereka, Gen Z, menginginkan hal yang serba instan, kurang menghargai proses, dan terkadang tidak bisa mengontrol emosi. Gen Z masih terlalu asik dengan dunia gadget dan elektroniknya, sehingga mereka kurang peduli dengan keadaan disekitar mereka, itulah yang menyebabkan kecerdasan emosional generasi Z kurang berkembang. Gen Z rentan membandingkan diri, merasa lebih tertinggal, dan sangat bergantung pada network/ lingkungan sosial mereka. Mereka juga cenderung lebih sensitif pada kegagalan karena sosial media menampilkan hanya yang baik-baik saja. Hal ini sering kali menjadi sumber stress mereka

Schroth (2019) mengungkapkan bahwa Gen Z tumbuh dalam pengasuhan yang overprotective, membuat mereka kurang menguasai basic life skill yang dibutuhkan. Seperti bagaimana mengelola stress yang sehat, merespon kritik, dan lain lain. Sifat overprotective ini mengganggu perkembangan kecerdasan, emosi, dan sosial anak. Sebagai orangtua, kita perlu mengajari Gen Z bagaimana untuk memimpin diri sendiri, mengembangkan autonomi, memiliki growth mindset, dan tidak takut untuk gagal. Dengan demikian, Gen Z dapat bertumbuh sebagai pribadi, terlepas dari identitas sosial yang mereka miliki.  Terdapat tiga hambatan emosional yang dialami Gen Z sehingga menciptakan ketidakpercayaan diri akan pencapaian secara profesional, diantaranya kecemasan (34%), kurangnya motivasi (20%), dan adanya perasaan rendah diri (17%). Meski  begitu,  Gen Z memiliki optimisme  yang tinggi akan keberhasilan  di masa depan. Hal ini didukung dengan  adanya daya inovasi cemerlang dan prinsip kuat yang dimiliki oleh Gen Z akan pentingnya stabilitas finansial yang membuat mereka terus bekerja keras demi mencapai kesuksesan.

Internet memudahkan mereka untuk bertemu dengan orang-orang baru. Termasuk berkenalan dan berteman dengan orang lintas negara. Hal ini membuat mereka jadi lebih terbuka, kaya informasi, dan memiliki wawasan yang luas. Dalam kelompok pertemanan mereka, tidak sedikit Anda akan mendapati orang-orang dengan latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, rasisme bukanlah masalah yang spele untuk Gen Z. Gen Z menjunjung tinggi toleransi, pluralisme, dan keadilan. Mereka percaya bahwa semua orang adalah sama, dan mereka berhak diperlakukan dengan adil. Mereka cukup vokal dan yakin dengan value ini. Maka yang paling penting, khususnya kepada orang tua dan pendidik agar memberikan pengertian kepada generasi Z mengenai dunia internet dan gadget serta cara memanfaatkan media tersebut dengan benar, dan mengontrol penggunaannya. Bagaimana sifat – sifat generasi Z, Fidelis Waruwu, (2016) menunjukkan ciri – ciri sifat positifnya adalah : cepat menangkap, terampil menggunakan IT (cepat), kreativitas tinggi, daya ingat kuat, percaya diri, pandai bicara, lebih berani (mengemukakan pendapat), rasa ingin tahu besar. Pada generasi Z tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan intelektual mereka cukup baik. 

Demikianlah pembahasan kecerdasan generasi Z, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya ada sisi keunggulan dan kelemahan dalam hal kecerdasan di generasi Z, baik kecerdasan intektual, emosional, dan kreaativitas. Masih banyak pertanyaaan dan penelitian yang perlu dilakukan untuk mengupas berbagai kecerdasan generasi Z seperti kecerdasan spiritual dan multiple intelegensi.

Sumber Pustaka

  1. Farhan Muldani Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
  2. https://www.qubisa.com/microlearning/pentingnya-adversity-quotient-untuk-beradaptasi#showSummary
  3. https://kabarbanten.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-592489112/mengenal-5-jenis-kecerdasan-manusia-iq-aq-eq-sq-dan-tq-begini-penjelasannya?page=3
  4. http://etheses.uin-malang.ac.id/1640/6/08410107_Bab_2.pdf
  5. https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/622a9b4b4099f/inilah-perbedaan-generasi-x-y-z-dengan-dua-generasi-lainnya
  6. https://www.gramedia.com/best-seller/gen-z/
  7. https://www.kompasiana.com/firasz/581117bdcd9273e62b3c887a/mengenal-generasi-z
  8. https://www.uc.ac.id/marriageandfamily/3-karakteristik-gen-z-yang-orangtua-perlu-tahu/
  9. Schroth, H. (2019). Are you ready for Gen Z in the workplace?. California Management Review, 61(3), 5-18.
  10. ”https://journal.prasetiyamulya.ac.id/journal/index.php/FM/article/download/596/393
  11. http://mysch.id/cms/file/89385965Bab5ModelpembelajaranGenerasiZ.pdf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *